DENGARKAN DAN HARGAI ARGUMENTASI MEREKA
Tanggapi dengan hangat dan hindari kesan/tindakan menghakimi maka mereka akan respek dengan Anda.
LUANGKAN WAKTU DAN HARGAI PRIVASI MEREKA
•Ajak diskusi bukan memarahi/menceramahi, apalagi di depan umum.
•Gunakan pertanyaan terbuka.
Bagaimana kabarmu hari ini?
Apa ada masalah denganmu?
BERSIKAP DEMOKRATIS
Beri kebebasan yang bertanggung jawab untuk mendewasakan anak. Berikan mereka kesempatan untuk memilih dan menjalani hidup mereka dengan tanggung jawab dan tetap pada koridor. Tuntun dengan bijak jika anak terindikasi kemungkinan melenceng dari apa yang seharusnya. Ajak diskusi, bukan menggurui atau memarahi.
POSISIKAN DIRI SEBAGAI MEREKA
Masuk ke dunia mereka dan beri perspektif sesuai pandangan mereka.
SEDERHANAKAN MASALAH
Hindari sikap/tindakan memperbesar masalah atau membuat hal kecil menjadi besar. Tunggu waktu yang tepat dalam menyelesaikan masalah atau memutuskan suatu hal, bukan pada saat emosi anak dan Anda sedang tidak pada level yang seharusnya.
JAGA ‘NILAI’ MEREKA DI DEPAN REKAN SEBAYA ATAU PUBLIK
Hindari hal yang berpotensi dapat mempermalukan anak di depan umum. Ketika ada hal yang perlu dibicarakan, maka lakukan komunikasi privat atau secara personal.
AJARI MELALUI “TINDAKAN” BUKAN MENGGURUI
Jika Anda ingin anak melakukan suatu hal, maka Anda terlebih dahulu sudah melakukan atau terbiasa dengan hal tersebut. Jika Anda tidak ingin anak melakukan hal yang tidak seharusnya, maka terlebih dahulu Anda menghindari atau tidak melakukan hal tersebut. Anak butuh contoh atau panutan, bukan sekadar omelan atau perintah tanpa aksi.
BANTU TINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MEREKA
Hargai dunia mereka. Hargai pilihan mereka.
Ketika ada hal yang perlu diperbaiki, sampaikan dengan bijak dan beri komentar yang membangun bukan menjatuhkan. Tuntun dengan cara yang benar.
BANTU MEREKA MENEMUKAN CARA YANG TEPAT UNTUK MENGEKSPRESIKAN EMOSI
Anak remaja belum stabil emosinya, belum terlalu matang jalan pikirannya, belum bisa menemukan jati dirinya, maka perlu didampingi dan diberikan arahan, bukan dipaksa untuk menjalankan hal yang sebenarnya adalah pilihan dan kehendak pribadi orang tua. Latih mereka memilih dengan bijak pilihannya. Bimbing jika memang diperlukan. Jangan memarahi atau selalu menghukum tanpa pernah mendengar apalagi memberi solusi. Arahkan mereka pada aktivitas atau kegiatan positif dan produktif sehingga waktu mereka akan lebih berwarna dan berharga.
ILUSTRASI
AYAH: Nak, kamu tidak boleh keluar rumah sebelum mengerjakan PR.
ANAK: Yah, aku kan sudah SMA bukan anak SD lagi. Nanti pasti akan ku kerjakan.
AYAH: KAMU HARUS PATUHI AYAH!
ANAK: Iya, yah. Akan ku kerjakan besok pagi. Aku harus pergi sekarang karena timku akan segera bertanding.
AYAH: KALAU KAMU TETAP PERGI TAK AKAN ADA UANG SAKU UNTUK BULAN INI.
ANAK: TIDAK MASALAH! SAYA MASIH PUNYA UANG TABUNGAN. (LALU PERGI)
AYAH: Nak, kamu tidak boleh keluar rumah sebelum mengerjakan PR.
ANAK: Yah, aku kan sudah SMA bukan anak SD lagi. Nanti pasti akan ku kerjakan.
AYAH: Kapan?
ANAK: Besok pagi, yah.
AYAH: Apa kamu yakin bisa bangun tepat waktu besok?
ANAK: Pasti, yah.
AYAH: Kalau begitu, kita lihat saja besok. Kalau kamu telat bangun dan PR mu belum selesai, kamu tidak boleh lagi pergi sebelum mengerjakan PR. Setuju?
ANAK: Setuju, yah. Ayah bisa pegang kata-kataku.
AYAH: Baiklah. Hati-hati di jalan. Semoga pertandingannya menyenangkan.
ANAK: Oke. Aku pergi dulu , yah.
Penulis: Nurul Fauziyyah