CARA AGAR “KLIK” KOMUNIKASI DENGAN ORANG DARI BERAGAM LATAR BELAKANG

Oleh: Nurul Fauziyyah

Ada orang yang merasa langsung cocok ketika ngobrol atau bertemu dengan orang lain karena merasa sefrekuensi, namun ada juga yang sebaliknya. Hal tersebut tergantung dari individu dan how to handle the situation.

Di sisi lain, kemungkinan besar perasaan sefrekuensi dengan orang lain padahal baru kenal itu karena ada salah satu yang memang memiliki kemampuan komunikasi dan penyesuaian diri yang andal sehingga dia bisa masuk ke frekuensi orang lain atau mengajak orang lain masuk ke frekuensi yang dia inginkan. Sangat mungkin sekali hal tersebut terjadi dan kita bisa menciptakan atau menstimulasi kondisi seperti itu.

Mau tahu caranya? Yuk langsung saja kita lahap ilmunya.

TINGKAT TOLERANSI TINGGI

Lunakkan hati, turunkan ego. Hindari perasaan berlebihan atas suatu hal atau overthingking. Jika ada hal yang berbeda dengan sudut pandang atau opinimu, jangan langsung tancap gas hilang kendali terpikir “Hey siapa Anda?? berani beda” atau terkesan menentang. Tahan jangan terpancing emosi. Mungkin ini juga terbentuk dari kebiasaan atau apa yang tertanam sejak kecil bagi seseorang. Terkesan apa-apa harus seragam atau sama. Terbiasa ikut dengan suara terbanyak tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Tidak demikian. Yang banyak belum tentu benar dan belum tentu yang terbaik. Cek dan pikirkan dulu sebelum memutuskan.  

Berbeda bukan berarti tak suka. Hanya saja tiap orang punya cara yang tak sama. Asalkan tak mengganggu hak sesama, tak perlu ada kata cela. Toleransi itu obat ampuhnya. Salahkan jika berbeda? TIDAK. Yang salah itu kalau kita menghakimi hak orang lain untuk mengekspresikan dirinya.  Berbeda itu kaya. Unik dan membuat suasana lebih berwarna.

MENJADI PENDENGAR YANG BAIK

Menurut Larry King, seorang pakar komunikasi, aturan utama dalam komunikasi adalah:

1-2-3

1x bicara, 2x mendengar, 3x beri umpan balik

HINDARI BERSIKAP EGOIS

Hindari tindakan memotong pembicaraan orang. Tahan diri untuk tidak mendominasi percakapan atau diskusi kecuali untuk saat-saat tertentu seperti saat jadi narasumber dan lainnya.

APRESIASI

Apresiasi mampu menimbulkan perasaan dihargai bagi orang lain, namun sekadarnya saja, tak perlu berlebihan. Apresiasi juga dapat dilakukan secara verbal ataupun nonverbal. Contoh paling sederhana dari bentuk apresiasi terhadap apa yang sudah dilakukan orang lain adalah mengucapkan:

“Wah keren sekali kamu.”

PENYELARASAN

Sering sekali orang merasakan kesulitan untuk berbaur atau menarik simpati orang lain dikarenakan sudut pandang, cara pikir mereka berbeda, atau pola bahasa yang digunakan bertentangan sehingga semua pihak saling merasa “kok sulit sekali mengerti sih ini orang” atau dalam bahasa pergaulan “Ih kamu mah ga pernah ngertiin aku.”

Selaraskan gaya bahasa atau tipe komunikasi dari lawan bicara untuk meleburkan suasana. Jika orang tersebut condong ke visual, silakan juga menjadi “visual” dan begitupun dengan auditori serta kinestetik. Kuncinya adalah selaraskan.

Visual: saya tahu apa yang kamu maksud/di mataku itu baik/aku lihat kok pemandangannya.

Auditori: kedengarannya itu bagus/aku dengar pesannya.

Kinestetik: rasanya itu yg paling tepat dilakukan/naluriku mengatakan ini akan berhasil.

Contoh: “Aku turut sedih dengan berita bencana dari salah satu teman kita.” Cara menanggapinya adalah dengan mengatakan “Iya, aku juga merasa sedih tahu kabar itu.”